Sabtu, 28 Oktober 2017

MAKALAH Pendekatan dan Penerapan Pembelajaran IPA SD Pembelajaran IPA di SD



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam era globalisasi atau zaman dimana dunia menyatu perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dasar dan penunjang penemuan teknologi baru bersifat dinamis dan makin lama makin cepat. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam yang terjadi 20 tahun terakhir jauh melebihi perkembangan dalam seluruh waktu sebelumnya. Oleh sebab itu dalam mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam jangan hanya menggunakan satu dua pendekatan, tetapi gunakan berbagai pendekatan yang sesuai bagi berbagai pokok bahasan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan berperan penting dalam menentukan berhasil-tidaknya proses belajar yang diinginkan. Pendekatan dalam pembelajaran merupakan proses mengalami untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik. Dalam mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dapat digunakan berbagai pendekatan.
Pendidikan IPA bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta sikap ilmiah yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitarnya. Dengan pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu melalui kegiatan observasi atau eksperimen yang dibuktikan secara empiris.Pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan pembelajaran  sangatlah penting bagi seorang guru, karena dengan kemampuan tersebut dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna tertentu pada saat memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk, dan outcomes pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan, serta bermakna bagi hidup baik untuk sekarang maupun yang akan datang.
Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu terminologi sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan. Prinsip pemilihan pendekatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait antara lain adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemapuan siswa, psikologi belajar, dan sumber daya.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apakah Pendekatan dalam Pembelajaran IPA SD?
2.         Bagaimanakah Penerapan Pendekatan dalam Pembelajaran IPA SD?

C.    Tujuan Masalah
1.         Untuk mengetahui pendekatan dalam pembelajaran IPA SD
2.          Untuk mengetahui penerapan pendekatan dalam pembelajaran IPA SD















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendekatan dalam Pembelajaran IPA SD
Masa sekolah dimulai pada masa kanak-kanak, dimana anak mulai masuk jenjang sekolah dasar, masa ini anak sudah matang untuk dapat belajar di bangku sekolah dasar karena anak telah siap menerima ketahapan-ketahapan baru dari lingkungannya.
Anak pada usia SD mempunyai karakteristi tersendiri dalam hal ini harus dipahami oleh guru sehingga dalam proses pembelajaran dikelas menjadi pertimbangan tersendiri, selain harus memahami karakteristiknnya, guru juga harus memahami perkembangan intelektualnya, fungsi dari fisiknya serta merefleksikannya didalam kelas ketika proses pembelajaran terjadi. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi permasalahan dalam proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran IPA terpenting adalah metode dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran.
1.      Pendekatan Scientific pada Pembelajaran IPA
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar  peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami  berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber  melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Proses pembelajaran  dengan berbasis pendekatan ilmiah harus dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:
  1. Substansi atau materipembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
  2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
  3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
  4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran.
  5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
  6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapatdipertanggung-jawabkan.
  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. berpusat pada siswa.
  2. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
  3. melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
  4. dapat mengembangkan karakter siswa.
2.      Pendekatan Lingkungan dalam Pembelajaran IPA
Lingkungan dalam ensikloppedia Indonesia (1983) adalah segala sesuatu yang ada di luar suatu organisme, meliputi:
a.         Lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, grafitasi, atmosfer, dan lainnya.
b.         Lingkungan hidup (biotik) , yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri dari organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Menurut Zaidin (2000) dalam pengertian yang lain lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya.
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik siswa, jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan (Khusnin, 2008).
Menurut Yulianto (2002) pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar.
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa.
Penggunaaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak dihadapkan pada kondisi yang sebenarnya. Pelajaran biologi dengan menggunakan bahan-bahan alami lebih menguntungkan bagi siswa dan pengalaman bersahabat dengan alam lebih cenderung menyiapkan perasaan positif bagi siswa terhadap keajaiban alam. Hal senada juga diungkapkan Suniarsih (2006) yaitu berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar.
Pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran mempunyai keuntungan praktis dan ekonomis. Keuntungan praktis karena mudah diperoleh, sedangkan keuntungan ekonomis karena murah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa. Dengan memanfaatkan lingkungan sekaligus juga memanfaatkan kepedulian siswa untuk mencintai lingkungan belajarnya. Hal ini akan lebih terasa bermakna, bermanfaat dan langsung dapat dirasakan oleh siswa.

3.      Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi dan Masyarakat
Pendekatan sains, teknologi, lingkungan dan masyarakat adalah pengindonesiaan dari science technology society menurut NSTA ( Nasional Science Teacher Associations) adalah pembelajaran sains dan teknologi masyarakat  dalam konteks pengalaman manusia ( Yager,2010). Sains Teknologi Masyarakat juga dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dapat dirancang dengan menggunakan isu-isu sosial dan teknologi yang ada dilingkungan siswa sebagai pemicu dalam pembelajaran suatu konsep.
Menurut Wahyudi, dkk dalam Munawarah (2004 : 7) ada beberapa keunggulan yang dapat diperoleh dari pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) yaitu:
a.       Keunggulan pendekatan STM jika ditinjau dari segi tujuan
1)        Meningkatkan keterampilan inquiry dan pemecahan, di samping keterampilan proses.
2)        Menekankan cara belajar yang baik yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
3)        Menekankan sains dalam keterpaduan dan antara bidang studi.
b.      Keunggulan pendekatan STM jika ditinjau dari segi pembelajaran
1)        Menekankan keberhasilan siswa.
2)        Menggunakan berbagai strategi.
3)        Menyadarkan guru bahwa kadang-kadang dirinya tidak selalu berfungsi sebagai sumber informasi.
c.       Keunggulan pendekatan STM ditinjau dari segi evaluasi
1)        Ada hubungan antara tujuan, proses dan hasil belajar.
2)        Perbedaan antara kecakapan, kematangan serta latar belakang siswa juga diperhatikan.
3)        Kualitas efisiensi dan keefektifan serta fungsi program juga dievaluasi.
4)        Guru juga termasuk yang dievaluasi usahanya yang terus menerus dalam membantu siswa.

4.      Pendekatan Factual dalam Pembelajaran IPA
Pendekatan ini menekankan penemuan fakta-fakta dalam IPA. Contoh informasi yang didapatkan murid dengan pendekatan ini, misalnya ular termasuk golongan reptil, merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari. metode yang digunakan dalam pendekatan ini adalah membaca, mengulang, melatih dan lain-lain. Pada dasarnya pembelajaran IPA dengan pendekatan ini akan menimbulkan kebosanan pada diri murid-murid dan tidak memberikan gambaran yang benar.
Pendekatan faktual adalah suatu cara mengajar dengan menyampaikan hasil-hasil penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa akan memperoleh informasi tentang hal-hal penting.Terkadang menarik bagi siswa, namun kurang merefleksikan gambaran tentang sifat IPA sendiri. Biasanya, siswa tidak dapat mengingat tentang fakta dalam waktu lama karena tidak mendapatkan sajian tentang gambaran menyeluruh.

5.      Pendekatan Konseptual dalam Pembelajaran IPA
Pendekatan konseptual adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam defenisi sehingga menjadi pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan.
Konsep dimulai dengan memperkenalkan benda konkret, berkembang menjadi simbol sehingga menjadi abstrak yang berupa ucapan atau tulisan yang mengandung konsep yang lebih kompleks. Konsep yang kompleks memerlukan permunculan berulang kali dalam satu pertemuan dalam kelas, didukung media atau sarana yang tepat. Contoh : Kalau pengajar menjelaskan konsep “mata”, maka pembelajar dapat memperlihatkan mata mereka secara konkret. Pengajar bertanya, “ Dimana matamu ?, Apa gunanya mata ?, Berapa matamu ? “. Dan pertanyaan-pertanyaan ini pembelajar dapat menghubungkan benda konkret dengan fungsinya dan kegiatannya. Semua ini memunculkan pengalaman baru.
Dalam proses internalisasi suatu konsep perlu diperhatikan dari beberapa hal, antara lain:
a.       Memperkenalkan benda-benda yang semula tak bernama menjadi bernama.
b.      Memperkenalkan unsur benda, sehingga memberi kemungkinan unsur lain. Contoh : Bunga-berbau (harum/tak harum), Berwarna (bermacam-macam), Berdaun (kecil, besar), Berduri (lunak, keras).
c.       Menunjukkan ciri-ciri khusus pada benda yang diperlihatkan.
d.      Menunjukkan persetujuan dengan membandingkan contoh dan bukan contoh.
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu :
a.       Tahap Enaktif, yaitu melalui Pengenalan benda konkret. menghubungkan dengan pengalaman lama atau pengalaman baru, dan pengamatan, penafsiran tentang benda baru. Contohnya:
1)        Pengajar memperlihatkan barang-barang yang sering dipakai orang sehari-hari untuk menutup badan dan perlengkapannya. Pembelajar diminta mengamati dan menghubungkan dengan apa yang pernah dialaminya atau barangkali ada kreasi baru.
2)        Pengajar bertanya agar mendapat respons tentang barang-barang tersebut. Apakah kamu pernah mengenakan barang seperti ini jawabnya ya atau tidak. Apakah kamu pernah mengenakan barang seperti ini, jawabnya ya atau tidak. Apakah barang-barang ini sambil diperagakan, dipakai di badan, disebagian badan atau di seluruh badan serta dikaki, di tangan atau di leher, jawabnya “ ya atau tidak “.
b.      Tahap Simbolik yaitu dengan memperkenalkan ;  Simbol, lambang, kode, membandingkan antara contoh dan non contoh untuk menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya. Seta memberi nama, istilah, serta definisi. dimana pengajar memperlihatkan gambar tentang barang-barang yang ditunjukkan pada a dan b. Pembelajar menunjuk dan menyebut ciri-ciri khusus tiap-tiap benda tersebut, dan Pengajar bersama pembelajar memberi sebuah nama atau istilah. Gambar atau barang yang termasuk baju dan gambar atau barang yang bukan baju tetapi sebagai pelengkap. Pembelajar secara lisan dapat menyebut dengan nama dan definisinya.
c.       Tahap Ikonik merupakan tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti, menyebut nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.

6.      Pendekatan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran IPA
Pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan tang digunakan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan dengan maksud mengubah keadaan yang actual menjadi suatu keadaan, seperti yang kita kehendaki dengan memperhatika prosedur pemecaha yang sistematis.
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul. Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka. Contoh : Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Pesertadidik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.
Ciri-ciri pendekatan pemecahan masalah yaitu :
              a.     diawali dengan masalah yang rutin dengan memilih masalah yang berkaitan dengan situasi nyata dalam kehidupan.
             b.     mempunyai penyelesaian yang berbeda.
              c.     mengembangkan sifat ilmiah seperti jujur, teliti, terbuka, propesional dan kerja keras mengaplikasikan pemahaman pengetahuan dalam kehidupan

7.      Pendekatan Nilai dalam Pembelajaran IPA
Pendekatan nilai adalah cara mengerjakan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan kepercayaan/ agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara/ daerah. Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk IPA serta prilaku yang diharapkan yang terkait produk dan proses tersebut, namun tidak secara langsung tentang proses bagaimana produk tersebut dihasilkan.

8.      Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran IPA
Pendekatan ini lebih bersifat mencari tahu, artinya siswa sangat aktif mencari sendiri informasi yang ia perlukan. Dalam pendekatan ini dominasi guru lebih sedikit.
Pendekatan ini merupakan suatu strategi pembelajaran dimana guru dan murid mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan. Arti inkuiri adalah proses penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. Sehingga anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Pendekatan inkuiri adalah suatu pendekatan yang menggunakan cara bagaimana atau jalan apa yang harus di tempuh oleh siswa dengan bimbingan guru untuk sampai pada penemuan-penemuan, dan buatan penemuan itu sendiri. Langkah-langkah pengajaran dengan pendekatan inkuiri dapat dilakukan sebagai berikut :
a.       Pertama, Siswa dikelompokkan dalam tiap kelompok terdiri dari lima siswa seorang sebagai ketua, seorang pencatat, seorang pengarah, seorang pemantau diskusi dan seorang perangkum.
b.      Kedua, Guru mengajukan permasalahan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis. Masalah jangan terlalu umum, tetapi dipersempit. Contoh pertanyaan yang terlalu umum, “apa yang dimaksud Fotosintensis?” sebaiknya lebih dipersempit misalnya, “Faktor apa saja yang mempengaruhi fotosintesis?”.
c.       Ketiga, Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai keterangan yang sesuai dengan masalah yang akan dikaji jawaban terhadap pertanyaan hendaknya tidak diperoleh dari kepustakaan, sebaiknya informasi diperoleh dengan jalan mengamati objeknya mencoba sendiri atau melakukan percobaan, mewawancarai nara sumber dan sebagainya.
d.      Keempat Keterangan-keterangan yang terkumpul dari hasil percobaan, diolah, diklasifikasikan, ditabulasi, bila perlu dihitung dan ditafsirkan.
e.       Kelima, Dari hasil pengelolaan data tadi nantinya akan diperoleh jawaban terhadap masalah diatas, kemudian ditarik kesimpulan umum.
Pendekatan inkuiri ini berdasarkan kepada prosedur yang dilakukan untuk sampai pada penemuan-penemuan bukan penemuan itu sendiri. Pendekatan inkuiri lebih jauh mengaktifkan siswa dari pada ceramah yang diberikan guru, membaca buku, pemberian informasi dan lain-lainnya.

9.      Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dengan demikian, Keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa.
Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan maksud karena IPA merupakan alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa.
Kepribadian yang berkembang merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa (Popy dkk, 2009:1). Keterampilan proses dalam Ilmu Pengetahuan Alam meliputi keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Dalam keterampilan dasar yang perlu dilakukan adalah melakukan pengamatan (observasi), penggolongan (klasifikasi), penyampaian (komunikasi), pegukuran (measurement), prakiraan (prediksi), dan penarikan kesimpulan. Sedangkan dalam keterampilan terintegrasi yang perlu dilakukan adalah menentukan faktor perubahan (identifikasi variabel), menyusun tabel data, menyusun grafik, menggambarkan hubungan di antara variable-variabel, memperoleh dan memproses data, menganalisis hasil penyelidikan, menyusun hipotesis, merumuskan variable-variabel secara operasional, merancang penyelidikan dan yang terakhir adalah melakukan percobaan (eksperimen).
Ilmu pengetahuan alam memfokuskan pembahasan pada masalah-masalah di alam sekitar melalui proses dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA seperti yang tertuang dalam kurikulum 2006, yaitu pembelajaran yang berorientasi pada hakikat IPA yang meliputi produk, proses, dan sikap ilmiah melalui keterampilan proses.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pembelajaran IPA lebih menekankan pada pendekatan keterampilan proses sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori dan sikap ilmiah di pihak siswa yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas maupun produk pendidikan.
Sementara itu Darmodjo dan Kaligis, (2002: 52) merinci keterampilan-keterampilan proses dalam pendidikan IPA itu meliputi :
a.       Keterampilan mengobservasi ( membedakan, menghitung dan mengukur.
b.      Keterampilan mengklasifikasi, yang meliputi menggolong-golongkan atas dasar aspek-aspek tertentu, serta kombinasi antara menggolongkan dengan mengurutkan.
c.       Keterampilan menginterpretasi, termasuk menginterpretasi data, grafik, maupun mencari pola hubungan yang terdapat dalam pengolahan data.
d.      Keterampilan memprediksi, termasuk membuat ramalan atas kecenderungan dalam pengolahan data.
e.       Keterampilan membuat hipotesis, meliputi kemampuan berpikir deduktif dengan menggunakan konsep-konsep, teori-teori maupun hukum-hukum IPA yang telah dikenal.
f.       Keterampilan mengendalikan variabel, yaitu upaya mengisolasi variabel yang tidak diteliti sehingga adanya perbedaan pada hasil eksperimen adalah dari variabel yang diteliti.
g.      Keterampilan merencanakan dan melakukan penelitian, eksperimen yang meliputi penetapan masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis.
h.      Keterampilan menyimpulkan atau inferensi, yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari pengolahan data.
i.        Keterampilan menerapkan atau aplikasi, atau menggunakan konsep atau hasil penelitian ke dalam perikehidupan dalam masyarakat.
j.        Keterampilan mengkomunikasikan, yaitu kemampuan siswa untuk dapat mengkomunikasikan pengetahuannya, hasil pengamatan, maupun penelitiannya kepada orang lain baik secara lisan maupun secara tertulis.

10.  Pendekatan Sejarah dalam Pembelajaran IPA
Pendekatan sejarah adalah cara mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan/ahli IPA tentang perkembangan temuan-temuan tersebut dikaikan dengan ilmu IPA sendiri. Dengan menggunakan metode membaca buku atau menjelaskan.
Siswa diajak untuk membaca buku atau mendengarkan informasi temuan-temuan IPA bukan untuk melakukan suatu kegiatan. Seperti halnya pendekatan faktual dan pendekatan konseptual, pendekatan ini lebih menekankan penyampaian produk atau hasil IPA, sedikit menjelaskan proses mendapatkan temuan tersebut, namun tidak banyak melibatkan siswa dengan bagaimana proses konkret yang dilaluinya.

B.       Penerapan Pendekatan Pembelajaran IPA SD
Penerapan pendekatan pada umumnya diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sidat ilmiah. Secara eksplisit disebutkan IPA seharusnya dipelajari secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir ( aspek kognitif ), bekerja dan bersikap ilmiha ( aspek psimotor dan sikap ) serta keterampilan berkomunikasi.
1.         Penerapan Pendekatan Saintifik
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir.
Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa. Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau “ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri siswa.
Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.
Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.

2.         Penerapan Pendekatan Lingkungan
Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, untuk mengembangkan kebiasaan dalam menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara bijaksana dengan memahami faktor politisi, ekonomis, sosial-budaya, ekologis, mengembangkan keterampilan untuk meneliti lingkungan.
Contohnya misalkan menjelaskan tentang lingkungan sehat dan tidak sehat, menggunakan lingkungan sekitar sebagi sumber belajar dengan mengajak siswa mendeskripsikan lingkungan tersebut. Menjelaskan bagaimana lingkungan bisa tercemar dan lain sebagainya.

3.         Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat
Pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan keragaman siswa dan bertujuan agar siswa memiliki pemahaman sains, teknologi, lingkungan dan masyarakat yang mendukung pengembangan kognitif, mempunyai sikap bahwa sains, teknologi, lingkungan menarik dan bermanfaat, menggunakan pemahaman sains dan teknolohi untuk diterapkan dilingkungan alam dan sosialnya.
Menurut Anwariyah dalam Munawarah (2002 : 5) ada empat macam penerapan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran yaitu:
a.       Menyadari hubungan yang kompleks antara ilmu, teknologi dan masyarakat.
b.       Mengerti dan mampu mengadaptasikan diri dengan berbagai perubahan besar sebagai akibat perkembangan IPTEK serta dampak-dampak bagi individu dan masyarakat. 
c.       Mampu membuat keputusan yang tepat mengenai penggunaan teknologi dala masyarakat khususnya yang melibatkan unsur-unsur sosial, seperti lingkungan, energi, kependudukan, bio genetika, teknologi, maknan, transportasi dan lain-lain.
d.      Secara realistik dapat memproyeksikan alternatif masa depan beserta konsekwensi positif dan negatifnya.
Contohnya misalkan menggunakan sumber informasi, mendefinisikan perubahan energy gerak akibat pengaruh udara, curah pendapat tentang sumber untuk mengumpulkan informasi.

4.         Penerapan Pendekatan Faktual
Pembelajaran dilakukan dengan menyodorkan hasil penemuan IPA dan pada akhirnya siswa diharapkan memperoleh informasi IPA.
Contohnya yaitu misalkan, menjelaskan bagian tubuh (panca indra dan anggota tubuh) memilki kegunaan masing-masing.

5.         Penerapan Pendekatan Konseptual
Pembelajaran memerlukan objek yang konkret, eksplorasi, mendapatkan fakta, dan melakukan manipulasi atau pemrosesan pendapat secara mental.
Contohnya misalkan manusia dan hewan bergantung pada tumbuhan hijau. Menjelaskan dengan menggunakan gambar bahwa untuk mempertahankan hidup, hewan dan tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

6.      Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah
Pembelajaran bertolak dari suatu permasalahan dimana guru dapat merumuskan dan mendemontrasikan penyelesaian suatu masalah kemudian meminta siswa memecahkan permasalahan yang serupa atau guru membimbing siswa merumuskan dan memecahkan permasalahan yang diajukan atau guru mengkombinasikan kedua cara tersebut.
Contohnya yaitu mengidentifikasi permasalahan dari kehidupan sehari-hari, misalkan mencari cara agar makanan atau minuman bertahan lama untuk tetap panas.

7.         Penerapan Pendekatan Nilai
Pembelajaran dipusatkan pada siswa untuk dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai untuk keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kesempurnaan kehidupan, lingkungan dan alam semesta.
Contohnya yaitu mengidentifikasi tentang makhluk hidup yang menguntngkan, merugikan, serta tidak ,enguntungkan dan tidak merugikan bagi manusia.

8.         Penerapan Pendekatan Inkuiri
Pembelajaran ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serangkaian kegiatan intelektual.
Contoh pendekatan inkuiri yang dapat di kenal adalah apa yang di lakukan oleh Fransisco Redi (1621-1687). Redi berpendapat lain, bahwa larva itu tidak muncul dengan sendirinya. Tetapi larva itu berasal dari telur yang diletakkan oleh lalat yang hinggap pada daging tersebut. Redi kemudian menguji dugaannya atau hipotesis nya dengan percobaan sederhana.
Dalam cara kerjanya dapat dilihat bahwa pendekatan inkuiri ilmu pengetahuan alam, yaitu pertama membuat perumusan hipotesis, kedua menguji hipotesis itu. Jadi bila menemukan suatu masalah yang perlu jawaban, tidak begitu saja salah dijawab, tetapi memakai langkah-langkah pencarian atau menemukan jawabannya yang benar.
Contoh lainya yaitu kegiatan mengamati gaya pada benda yang terbang, kegiatan pengaruh gaya terhadap plastisin atau tanah liat.

9.         Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses
Pembelajarannya mengajarkan berbagai keterampilan proses yang biasa digunakan para ilmuwan dalam mendapatkan atau memformulasikan hasil IPA.

10.     Penerapan Pendekatan Sejarah
Pembelajaran dengan menyajikan berbagai penemuan dan perkembangan temuan tersebut dikaitkan dengan IPA. Siswa biasanya disuruh membaca atau mendengarkan informasi dari guru.
Contohnya misalkan menceritakan tentang bagaimana Newton menemukan teori gaya dan bagaimana Thomas alfa Edison menemukan bola listrik.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna tertentu pada saat memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk, dan outcomes pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan, serta bermakna bagi hidup baik untuk sekarang maupun yang akan datang.
Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu terminologi sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan. Prinsip pemilihan pendekatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait antara lain adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemapuan siswa, psikologi belajar, dan sumber daya.

B.       Saran
Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam kelas, kita harus memiliki wawasan yang luas, tentang bagaimana cara mengajar yang menarik bagi siswa dan tidak membosankan. Setelah membaca makalah ini, disarankan kita dapat menggunakan pedekatan mengajar yang sesuai dengan situasi dan keadaan kelas, sehingga proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan optimal.


DAFTAR PUSTAKA

Saptiati, Amalia, dkk. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka



3 komentar:

  1. makasih makalahnya kak ngebantu banget.........

    BalasHapus
  2. The Casino site (no deposit bonus code) - Lucky Club
    With no luckyclub restrictions on using bonus code, you can try your luck in the casino for the first time with no registration,  Rating: 5 · ‎Review by Lucky Club

    BalasHapus